Akhirnya IM itu kami akhiri dengan saling menyumpah satu sama lain, setelah itu gue ngorok lagi. Groookkk. Siang itu kekasih hati si Kaki Berbulu datang membawa makan siang. Tak lama setelah si Kaki Berbulu kembali ke kantor, si Wabistan datang. Dengan tangan kosong! tapi dimaafkan mengingat dia juga sakit. Akhirnya dua wanita bodoh menghabiskan waktu dengan membuka jejaring sosial dan mengomentari foto-foto menarik (tema kita siang ini adalah seorang kawan yang menikah dengan pria bule). Bosan menghina mengomentari foto orang-orang si Wabistan punya ide “Nonton Twilight nyok!”. Gue gak suka, tapi dengan diiming-imingi “GRATISAN” gue mau! (murahan memang). Pergilah kami menonton film yang akan mulai 5 menit lagi.
Sesampainya di bioskop, filmnya boring abis-abisan. Sepanjang film si Wabistan berteriak “Perkiiiiiiii..” ke tokoh utama film, kalo gue lebih sering teriak “Manipulative bitch!”. Belom lagi si Wabistan ditengah-tengah film pindah tempat gara-gara gue cakar dan akhirnya kita pukul-pukulan (sumpah ini super gak penting). Selesai nonton kami merasa super lapar, akhirnya kami menuju ke Tebet untuk makan sore.
Kami memilih Pisa Café karena Si Wabistan mau mengambil kartu member yang sudah lama jadi (yang masa berlakunya habis 5 bulan lagi saking lamanya gak diambil). Terjadilah percakapan ini saat sampai di
Muka Lebar: Mba non smokingnya dimana?
Mba-mbanya: Gak ada mba
Muka Lebar: Lantai 2 mba?
Mba-mbanya: Lagi direnovasi…
Muka Lebar:
Mba-mbanya: Kita gak ada non smoking room...
Muka Lebar: Ah? Yaudah yang sepi dimana mba?
Mba-mbanya: senyum manis *makan aje di rumah lo sendiri kalo mau sepi gak ada asep rokok*
Ternyata sore itu Pisa Café penuh orang-orang yang habis nonton Twilight terus kelaparan *sotoy* akhirnya kami dengan terpaksa duduk ditempat yang aga jauh dari asap-asap beracun itu.
Menu datang yak kami dengan bringasnya memesan Spaghetti Bolognaise, Sandwich Tuna, dan Calzone Chicken Mushroom. Untuk minuman Si Muka Lebar dengan Ginger Ale dan Si Wabistan minum Kiwi Manggo fake Juice. Spaghetti-nya standard, Sandwich Tunanya enak dengan roti kotak yang belum pernah kita makan (buat sendiri mungkin? Yang jelas bukan roti putih pasaran, atau Panini, atau roti keras) disajikan dengan potato wedges yang enak sekali, Calzone datang terakhir berwarna putih pucat, yang rasanya enak! Kulit Calzone aga terasa terigu, tapi fillingnya lezat (fillingnya kurang merata terkumpul ditengah-tengah). Oke overall makanan di Pisa Café enak dengan harga yang pas dan porsi yang pas. Sayang non smoking room-nya not available. Akhirnya kami pulang karena kebelet boker.
Thanks Wabistan for the sweet treat!
iya tuh filmnya bikin "Heh...apasih ini..."gitu kok rame ya yg nonton :D ak sempet boker pas nonton tuh film hahaha
ReplyDeleteyaaaahh kamu emang hobinya boker mulu... dikit-dikit boker, bentar-bentar udah kebelet lagi... LOL!
ReplyDelete