Daisypath Anniversary tickers

Saturday 25 August 2012

Our First Tour: Honeymoon Package

Belitong, Belitung, ada juga yang bilang Bangka-Belitung, kepulauan di Sumatra, yang jaraknya sangat dekat dari Jakarta. Belitung terkenal karena novel Andrea Hirata, Laskar Pelangi.

Mengapa kami (baca: Muka Lebar dan Kaki Berbulu) ke Belitung? Karena kami sedang hunting pantai, pantai terakhir kami adalah jajaran Pantai Selatan yang nanti akan ditulis kemudian dalam catatan elektronik ini (mengapa kemudian? Padahal pengalaman Pantai Selatan terjadi lebih dulu, karena pengalaman ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dituliskan).

Informasi dari googling tentang Belitung banyak menunjukan kepada sebuah paket tur. Hm, nanti dulu lah. Kami adalah aliran ucul dewe (*lepas sendiri) biar sesat dijalan asal gak pake nanya. Kalo mau trip ya riset sendiri, bekal peta-gps, sebisa mungkin gak nanya. Tapi setelah muter-muter riset pulau ini, semua sumbernya adalah paket tur! Apa harus go show aja? Begitu?

Dengan banyak pertimbangan, kita memutuskan untuk ambil paket tur, justifikasinya hanimun. Hahaha. Berhubung kita gila kerja (taeah padahal gak dapet cuti aja), abis akad dan resepsi hari jumat-sabtu, senin besoknya kita ud lngs kerja kaya biasa... gak ada tuh bulan madu keliling eropa 10 hari, atau sekedar ke bali 1 minggu.... ato ke puncak deh hari minggunya... hehehe...

Paket Honeymoon it is, untuk berdua, 3 hari 2 malam. Yaaay! Bagaimanakah our so called hanimun?
Gue ceritakan dengan singkat pengalaman gue mengikuti tur, untuk keindahan Belitung dan tempat yang kami kunjungi kita bahas lain waktu biar lengkap sekalian dengan fotonya (maklum mana percaya yang baca bilang bagus kalo ga ada buktinya---pertanyaannya bukan percaya gak percaya//emang blog ini ada yg baca? Hehehe).

1. Paket Hanimun enak! Peserta cuma ber2, kegiatan bs dimodif seenak jidat sesuai kemauan peserta yang cuma 2, kita bisa skip liat sunset (karena istrinya mendadak migrain berat)

2. Paket Hanimun enak! dengan peserta cuma 2, mobilnya 1, kapalnya 1, snacknya buat 10!!! HAHAHAHA! Makanan melimpah...

3. Paket tur itu enak, karena guidenya bisa disuruh motoin. Kalo sodara-sodara perhatikan foto2 jalan-jalan si Muka Lebar dan Kaki Berbulu, terlihat lah mayoritas foto kami sendiri2, ya wong ngambilnya ganti2an. Kecuali nyolek turis Jepang di Bangkok, biar dia (she) mau motoin kita dan si Kaki Berbulu gantian motoin dia (she), ato di Ha Long minta bule Jerman yang gak bisa basa Inggris tapi bisa moto, motoin kita. Mas guide kita, oke bgt pilihan posenya, bak foto pre-wed kita dibuatnya (HIHIHI =D). Terutama bagian bawa barang, maklum hotel kita adalah cottage dibawah tebing, anak tanggal 96? 100? pokoknya banyak, harus dilalui dari atas menuju ke kamar.




Our Tour Guide ('Mas Rizal') in Action


4. Konten Lokal, mengapa konten lokal penting? di pengadaan barang dan jasa TKDN sangat penting, pengadaan bisa gagal karena konten lokal kurang! Begitu pula sebuah trip, orang lokal lebih tau sejarahnya, ceritanya, detail daerahnya. Mas guide kita, seorang pemuda asli asal Belitung sangat pintar, tau banyak hal, pengalamannya pun banyak. Bagian terbaik saat perjalanan adalah ketika kita berinteraksi dengan warga lokal berbagi kisah dan pengalamannya. Tapi konten lokal bisa didapat tanpa ikut tur yah, ucul dewe juga bisa dapat kenalan lokal hehe...

5. Enaknya ambil Paket Hanimun, pasti selalu ada bagian candle light dinner. Our very candle lite dinner dan kita gak ngeh malam itu jadwalnya, jadilah kostum kita acakadul, si Muka Lebar dengan Jaket ojek, pasminah, bau minyak kayu putih, kaga pake mandi dan sisiran (bekas teler berat karena migraine) dan si kaki berbulu cuma celana pendek dan sendal jepit. =D

6. Most of all, ambil paket tur membuat semua ringkes dan mudah, we get the best scene, best spot at the right time (island hopping dan dapat spot bagus saat sepi), hanya dapat terjadi karena guide kita tau betul jadwal dan urutan island hopping turis pada umumnya, ada pulau yang hilang saat sore, dan waktu yang terbatas... guide benar-benar membuat perjalanan efisien, nyaman dan aman...

Secara keseluruhan, pengalaman tur kami memang menyenangkan, terutama karena ini private tour (hanimun cm ber 2), walaupun eh walaupun, kita dapetnya kamar twin bed, plis deh single bed yg kecil pulak (pas mau ganti kamar, uda males--capek naik turun) salah hotelnya, lagi pula benernya bukan hotel yang dimaui, yang dimaui penuh.

Ternyata ikut tur lumayan juga kok. Mungkin kami mau ambil pake tur lagi nanti, suatu saat nanti untuk mengunjungi Gunung Kilimanjaro, maklum kita kan bukan pendaki gunung... Hehe.

Note:
Kami ikut tur belitung island detailnya dapat dilihat disini


Si Kaki Berbulu di atas Kapal

A Mexican Lunch*

Alkisah tiga babi rakus, kelaparan disiang hari yang terik dan sebentar mendung nanti terik lagi, eh mendung lagi... karena lama tak bertemu karena sakit menular, si babi kecil yang suka mengeong memutuskan untuk hari itu harus mencoba makanan baru. Pergilah tiga babi, dengan berbekal payung dan kartu identitas (tebak-tebak berhadiah siapa tau diskon, haha) untuk makan mehican food!

Well, first attemp mexican food not so good ya, tempatnya juga bukan khusus mexican food, yaitu di gourme world pas mexican night. Jadi kurang afdol. Selain nacos, pengalaman makan mexican food si Muka Lebar, eh si babi kecil pas-pasan kan yah... jadilah tiga babi jalan kaki ke Arcadia untuk ke Hacienda.

Sampai disana, sepi pi... Hihi sampe perlu nanya "Mas, bisa lunch kan?" -penampakan depannya bar gitu bok, gelap-, kita memilih duduk di dalam, yang seperti green house, biar kena sinar matahari, vitamin D -jam 12 siang gitu?-

Order time, karena bingung, kita hampir pesan yang sama chimichangas dan quassadilla (I am not sure I speel it right). dengan tiga dessert, warm chocolate cake, apple pie, dan orange something... Intinya... Makanannya enak, keju, red bean, paprika, guachamole, yogurt and  salsa dipping.. they are all good.

Chimichanga itu kulit tortila, membungkus nasi tomat, kacang merah, sayur dan daging/ikan dan keju. disajikan dg cocolan guachamole, yogurt/sour cream?? dan salsa sauce, porsinya sungguh besar. Bak makan nasi padang, dibungkus tortila, resap semua rasanya di nasi. Hehe.

Quassadilla kulit tortila diisi daging, paprika, keju di press, gak tau diapain lagi pokoknya enak... hahaha. Ini sih cemilan kayanya. Rasanya enak, tp rasanya memper-memper sama Quassadilla punya Coffee Club atau karoke di Arcadia apa namanya?

Sementara dessert-nya yang enak cuma orange apa itu, apple pie sukses keras dan gak jelas rasanya dan chocolate warm cake sangat STD....

And there's one thing missing in our food, spicy... Kok gak pedes sih?

Sebagai pencinta pedas kelas berat si Muka Lebar dan Susepa kakak perguruan ke-2, berharap makan makanan mehiko bakal kepedesan. Taunya gak tuh. Sementara si Togemil merasa makanannya enak-enak aja (gak peduli pedes ato gak).  Yasud lah let's call it a day when we find mexican food... pokoknya harus ada guecamole, keju, paprika, jalapeno, tortila...

Otentik atau tidak? Entah lah, belum pernah kami menapaki tanah amerika latin itu, maybe someday... gue kesana biar bs melakukan analisa mendalam. Hehehe....

*Lagi lagi ditulis sudah lama sekali, seharusnya setelah posting the Office --ini makan-makan lulus probation--

Indonesia: Dari Sabang sampai Marauke*

Gue bukan nasionalis. Jujur saja,gue bangga jd bangsa Indonesia, tapi ga seniat temen2 gue yang mau demo ke jln untuk nasib bangsa, atau jadi pns untuk mengabdi pada negara, atau pusing2 mikirin isu bangsa ini, apalagi sampe masuk organisasi kebangsaan (kecuali isu pariwisata mau deh gue ikut mikirin).

Hari ini adalah hari terakhir suatu workshop tentang human rights, yang bahasannya ga jelas antara human rights, business process apa kepastian hukum, ya pokoknya seputaran itu. Bukan materi workshop yang mau gue ceritain, tapi gue ketemu sama seorang gadis (kira2 begitu lah kan belom kewong cynn...) yang berasal dari Aceh. Karena dia dari Aceh, dan kemarin baru aja gempa Sukabumi yang katanya 6.1 SR (ini adalah skala ritcher, bkn tmn gue yg br melahirkan dan gue kira bayinya cowo pdhl cewe), kita ngobrol lah soal gempa. Satu statement dari dia yg bikin gue kaget "setelah gempa relawan asing lngs dtg, hari pertama stlh gempa, bantuan org Indonesia gak ada sama sekali. Gue sampe sebel, bener #$& (menyebut nama gerakan sparatis di daerahnya) ngapain jadi bangsa Indonesia. Gue benci.." selanjutnya dia cerita bagaimana distribusi bantuan yg ga cepat disalurkan, bantuan yg tertahan di Medan, sampai kadarluwasa, terlebih lagi bantuan evakuasi lewat udara yang dilakukan salah satu maskapai penerbangan nasional yang menurut dia birokrasinya bertele-tele. Dia sendiri dievakuasi ke Medan dengan pesawat Australia, yang menurut dia tanpa birokrasi yg lngs memuat warga selama kapasitas pesawat masih cukup.

Gue otomatis bilang ke dia "gue minta maaf (atas nama bangsa ini???) tapi mungkin saat itu bangsa kita sedang koordinasi bantuan, kita kan ga pernah kena bencana besar sebelumnya..blablabla" mulai lah gue membela mengapa bantuan terlambat, yang gue kagetkan selain statement teman baru gue ini, adalah reaksi gue yg langsung minta maaf, dan membuat justifikasi agar sang teman baru tidak merasa ditinggalkan... Ya mungkin pointless, karena peristiwa itu sudah 8 tahun berlalu, alasan pembenar gue juga mungkin ga benar sama sekali, atau mungkin semoga dia sudah lupa dan memaafkan atau memahami ketidak mampuan pemerintahan untuk cepat tanggap dalam keadaan darurat. Tapi bagian cerita dia sempat ga mau dan benci jadi bangsa Indonesia, bikin gue kepikiran sampe malem ini...

Gue baca dibuku Sejarah Kecil Indonesia-nya Rosihah Anwar (pastinya bukan buku gue tp buku suami gue si Kaki Berbulu) gimana sejarah Aceh dahulu, ya sedikit2 lo tau lah sejarahnya... Ya, mungkin ketidak sukaan itu ada ya, (ya elaah pemerintah  apalagi kelakuan anggota dewan yg bikin enek siape sih yg suka...) tapi sampai memikirkan mau merdeka, pasti sedih sekali rasanya... gue   ga bs membiarkan teman gue memikirkan hal semacam itu, jadi ga tenang gue skrg, jadi kepikiran, dia masih mikir gitu gak yah... I hope she is not. It was years ago, she was young and devastated...

Lesson learned today, gue peduli sama Indonesia ini walaupun gue gak ikutan demo dijalan. Gue peduli Indonesia itu adalah dari Sabang sampai Marauke. Gue pernah baca buku tua di library fakultas hukum, judulnya Indonesia motherland ato apa gitu, yg nulis Mutatuli kalo ga salah, itu buku tua, dan si penulis menggambarkan Indonesia dengan bahasa yg bikin seluruh bulu kuduk lo bediri.... Gue sedih sama org Indonesia yg gak mau jd org Indonesia... Kecuali ikut suami (kodrat istri kan ikut suami cynnn) rasanya kalo harus gak jd orang Indonesia lg pasti sedih bgt...

I dont know what other people think, tapi kalau kesempatan itu ada gue ingin seperti lagu nasional, Indonesia Pusaka ciptaan Ismail Marzuki  "Indonesia tanah lahir beta, ... disana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda,.... tempat akhir menutup mata..."**


*ditulis sudah lama --thanks to sinyal penthouse yang kacrutnya luarbiasa--, dan baru dipublish sekarang
**baru dapet googling, sumbernya disini.

Early birds get more worms*

Terlama sepanjang sejarah umat manusia gue gak ngeblog.... Argh I miss writing (other than legal stuffs)... Oke quick catch up in my life:

I am still alive, and I am still strugling in this city, to make a life... a decent one :p

My life consists of Work is amazingly complicated (plenty of them), because I have less girl friends around, only few times I spend with them (and it makes every time I meet them so precious), family away so not much seeing them also, and husband-wife time... full time on weekend. We don't seeing and talking to each other much on work days... We both works so hard so that we can buy a island in the middle of nowhere living in a beach house, reading books and drink coffee all the time, no more drafting agreement and taking care of someone else's billions transactions :D *keep on dreaming*

"Hidup itu perjuangan, bung!" itu kata siapa ya? Entah lah, but I believe it is... Karena babeh (bukan yang gede, he is my butut's husband) mengajarkan bahwa kalo kamu mau sesuatu ya harus usaha... dulu mau beli apa-apa disuruh nulis dulu, bikin karangan. nothing comes for free... malah kadang-kadang udah bikin karangan ga dibeliin (my writing not good enough or babeh ga punya duit aja buat beliin hahaha...)

Sejak kerja di Starship, I go to work early in the morning 5.30 atau 5.45, dan jalanan sudah padat, terkadang merayap penuh sesak dengan kendaraan para pekerja... they are all hard workers! berangkat sebelum matahari terbit dan pulang setelah matahari terbenam...(si kaki berbulu dengan datarnya bilang "karena mereka males macet aja makanya pagi..."---- tapi bukankah macet juga karena banyaknya pekerja yang mau bekerja?).

Gue pulang naik ojek, kadang-kadang busway, with all the other workers... we have to beat the traffic (human traffic bagi pengguna kendaraan umum seperti busway dan bis kota*you know what I mean  if you are using public transportation*), dan gue kagum dengan semua orang yang melalui seluruh perjuangan berangkat-kerja-pulang kerja ini...terlebih lagi kalau sampai rumah masih harus masak, ngurus anak, nyuci-nyuci... betapa hidup adalah perjuangan.

Gue sendiri ritual pulang gue adalah mandi, umbah-umbah, langsung rebahan minum susu sambil baca buku... (terima kasih kepada laundry kiloan di bawah penthouse) kalo gak ngantuk dan dikomplen si kaki berbulu karena kotor, gue nyapu penthouse yang luasnya bisa dipake sebagai tempat turnamen futsal buat 15 tim sekaligus (tim tomcat)... beruntungnya hidup gue =P gak pake masak (maklum si kaki berbulu biasanya pulang setelah gue bobok hehehe)


Most people, yang gue ceritain ritme baru hidup gue (well work in Starship and the marriage life are new things to me) menyeringai, entah kasihan, sedih, merasa aneh, gak normal, orang terdekat terkadang terus terang bilang "are you ok with that?" *kira-kira begitu lah*

Apa yang membuat kita semua mau aja berangkat pagi pulang malem, super tired, but we never stop, we will do it again tomorrow and the next day... well, we do it for many reasons, buat hobi, dari pada bengong, buat beli rubikon, nyekolahin anak, to keep alive... kl gue ya buat beach house tadi, disamping gue suka aja naik busway dan ojek *preeeet*

Menurut gue dengan segala rutinitas weekday gue, setiap weekend adalah kemewahan. Gue akan bersyukur bangun di atas jam 8, bersyukur bs bercengkarama dengan my lovely kaki berbulu, dan sangat bersyukur bs naik mobil kemana-mana, bisa makan di mol (terkadang bak orang susah aja kelakuan gue haha).... bahagia dan nikmatnya itu tidak akan sebanding kalau misalnya tiap workday gue bangun siang (I was living that way), lantas apa spesialnya kalau weekend gue bangun siang?

Bahagia itu sesungguhnya adalah menjadi sederhana, semakin sederhana kita hidup, semakin mudah kita bahagia... Some people may say, I live a pathetic life... but I gladly say that I live my pathetic life happily... Everyone want to be happy, dont they? and if being pathetic (said others that dont understand) makes them happy, just let it be...

*"Early birds get more worms" adalah kata-kata seorang sahabat, di pagi hari di ruang baca kampus. Saat ini kami sedang sama-sama berusaha, dengan cara kami masing-masing. Good luck, B!