Daisypath Anniversary tickers
Showing posts with label Love. Show all posts
Showing posts with label Love. Show all posts

Wednesday, 20 October 2010

Happy Birthday Kaki Berbulu

Happy birthday Kaki Berbulu darling...

Wish you all the best!

Love u 24-7,
Muka Lebar

Monday, 6 September 2010

Wedding Fever

Everyone is getting married.


Is it about the time?


Baru saja menerima satu undangan pernikahan lagi untuk bulan depan. Another friend is getting married, and a bunch already got married and plenty of them will be getting married in no time.

Is it the hormone talking?

We are just 24. Gue dan teman sepermainan (begitulah orang jaman dulu menyebutnya) anak-anak jaman lupus masih makan permen karet dan olga masih main sepatu roda bilangnya temen kongkow (btw, temen kongkow itu apa sih? apa temen nongkrong atau cerita? apa nongkrong sambil cerita?) intinya, salah satu anak di Rombongan Sirkus akan menikah. (dan telah menikah saat cerita ini dituliskan).

Are we surprised? Yes, we are (gak begitu buat gue; karena pengalaman pertama kali tentang temen se-geng kawin direbut si Riskamukayakebo alias si Kebo. Hebatnya lagi she isn't getting married yet...). Dia lah si Ciput, so called the smartest girl on earth (lebay). She got her law degree along with management degree with cum laude. She was working as a lawyer, taking a Notary as master and now, she is working as state prosecutor. Yap, kawan she's is married to a kind police officer. I wish her a happily ever after married life.

my beautiful girls at the weds
(from the left: wabistan, kebo, mandy, juicy berry)

ps. pls don't bother to find me i'm not there*
Well, sejak pertama kali bekerja, sampa saat ini 1/4 gantungan lemari gue isinya seragam kawinan. Yes, married is a special occasion buat yang punya hajat dan yang dateng hajat. Apa lagi inner circle mempelai wanita, biasanya mendapatkan seragam khusus, dari yang warnanya lucu sampe yang warnanya bisa bikin ngakak.

Karena sering dapet seragam, gue jadi suka jahit dan bikin-bikin design baju, dari yang normal sampe gak normal. Salah satu design ultimate gue adalah si vasco de gamma blouse (named by Chipz), bukan ultimate bagusnya, tapi ngaconya. Dengan pilihan bahan yang menurut salah satu temen gue "bisa dijadiin tenda atau jas hujan karena tahan air" (please girls what do u expect from a 7,000 IDR/m, French lace????). Menurut gue normal-normal aja sih (atau otak gue yg gak normal). Jadi ceritanya sahabat SD gue nikah, akhirnya geng SD gue (namanya geng uwo-uwo) memutuskan bikin seragam, yang menurut hasil confrence dan contekan dari seragam kawinan geng anak gaul SD (kita geng cupu dulu), dipilihlah warna hijau untuk seragamnya dan ini designnya.
 

Design baju yang kita rencanakan untuk dibuat secara seragam semuanya.
 Dan ternyata saat hari H, dari 3 yang datang (sisanya di makassar) yang satu katanya bahannya gak cukup buat bikin bahu yg gembung, yang satu lagi dengan cerdasnya berinisiatif bikin dress. So, intinya gue dijebak. But gue anggep diri gue KD aja di kawinan, dan muka tembok aja orang ngeliatin baju gue.

Gue memakai kostum vasco de gamma.
 Pada kesempatan terakhir, di acara spesial sahabat gue si Ciput, gue mendesign baju yang agak normal. Dengan pilihan bahan yang lebih baik tentunya.

Bahan yang cantik dengan design yang normal
ternyata, penjahit gue hamil, gua ga tau apa hubungannya tapi dia telat banget nyelesein bajunya. Sehingga bajunya gak bisa diapa-apain (dipayet misalnya), bustiernya super sempit (untung gue gak mati sesek nafas). dan kebaya putihnya itu add on, alias kaga nempel alias bergerak mulu kemana-mana jadi ga pw makenya. Mungkin gue benar-benar harus belajar jahit sendiri

the fat kucel lady...
Atau mungkin gue harus berhenti gambar baju sendiri and give it to the expert... 

Drama-drama pernikahan juga tak dapat dihindarkan baik buat si teman-teman yang punya hajat (kaya gue misalnya) apa lagi yang mau nikah. Kaya drama temen gue yg mau nikah; eh batal diundur; diadakan lagi; eh ragu-ragu... (kurang nih cari wangsitnya... mungkin ybs harus bertapa di arjuno 3 hari 3 malam, kalo pacitan dong gak mempan) .Ada yang masih berbayang mantan, pria pelarian saat stress pre-wed, masi lirik-lirik dan flirting sama cewe lain, ribut soal baju, kain, undangan, dan ada juga yang santai abis gak ngurusin apa-apaan dan menikah dengan lancarnya.

Menikah dengan segala sisi menyenangkan dan sedihnya... Gue suka sih pergi ke wedding exhibition, liat baju, undangan, foto pre-wed yang lucu-lucu, cakes yang cantik, make up artist, terutama kalo ada bagian foto gratisannya.

si wabistan, menyikut kebo, yang lompat miring, sehingga tanduknya kena si muka lebar yg kesakitan dan tangannya nyodok mandy.

Wedding is an industry of creating a "memorable celebration of love", itu kesempatan kita jadi queen of the day, we have every rights to be beautiful, with the best dress ever made, the sweetest decorations that anyone ever think of, the happiest moment of our life.

Ahhh... No, dear life begins after the party, starting with clean up your make up and grow your elbow eh eyebrow back (unless , u like having a half cut eyebrow), making breakfast for your husband, dan harus basa basi pergaulan kalo masi numpang di mertua...

Tapi gue juga salut sama beberapa teman dan orang dekat yang gue kenal, getting married is about to make a vow, that you are ready to be his wife which means (for Moslem) we shall obey and shall be with him no matter what. (
Huhuhuhu.... terharuu mendengar salah satu sahabat yang cerita panjang lebar tentang mengapa dia mau menikah -akhirnya- dengan cowo yang sudah ditunggunya selama dua puluh tahun lebih! Dan datengnya tiba-tiba out of nowhere-kaya kelinci dari topi pesulap... tadaaa!! )

Jadi kalo gue sangat excited talking about wedding stuff, the invitation, decorations, gowns, etc please kindly be noted, i am really excited of having a wedding party, being a queen of the day, (who doesn't?!) not making the vow.

Well, yes i'm not ready yet for that big next thing!

Friday, 30 July 2010

To See Beyond The Imperfection

Malam ini Si Muka Lebar dan Chipz pergi menonton re-match final futsal antar Kantor Konsultan di daerah SCBD. Re-match ini dilaksanakan karena Juara satu di diskualifikasi. Tapi cerita kali ini bukan mengenai betapa serunya pertandingan sepak bola semalam, betapa hebatnya pemain nomor 10 (pemain favorit si Muka Lebar), betapa panasnya pertandingan (karena ada pemain yang tampak lebih tua berteriak-teriak di pinggir lapangan) dan betapa hebohnya supporter (kalah atau menang yang penting heboh dan punya toak, untungnya tim kita menang 6-2). Eniwei, selesai pertandingan dan foto-foto dengan pemain tim yang menang, kami berjalan keluar sambil mendiskusikan pertandingan seru tadi (tepatnya tingkah laku pemain lawan yang mulai panas karena waktu sudah mau habis dan skor tertinggal 3) dan lewatlah si pria baju merah di depan kami... flashback memori ke hampir 10 tahun yang lalu
----------------------------------------


Saat itu si Muka Lebar dan Chipz masi duduk di bangku SMP, baru saja kenaikan kelas 3, setiap anak mulai mengikuti bimbingan belajar untuk menghadapin Ujian Akhir.

Formally, Chipz dan Si Muka Lebar saling mengenal karena pacar mereka bersahabat, segeng, yah begundal-begundal SMP lah, bersahabatnya pacar lantas tidak membuat mereka bersahabat. Cukup tau aja lah. Masa itu adalah masa dimana The Moffats dan Hanson sudah tidak terlalu terkenal lagi karena ada Linkin Park, bahkan Limp Bizkit sudah basi karena Wes Borland sudah keluar. Walau pun si Chipz masih mendengarkan Blink 182 dan Si Muka Lebar masih suka Eminem,

Revalina baru jadi Gadis Sampul Favorit dan Sigi Wimala juara satu Gadis Sampul. Masa-masa yang sungguh menyenangkan.
Suatu siang yang panas, disaat jam istirahat les-lesan . Si Muka Lebar diajak oleh temannya Erika, untuk meminta foto seorang pria yang saat itu model terkenal (selain model cover majalah juga produk mie&mie. Saking nge fansnya sampai si Erika sampe beli mie rasa spaghetti sekardus), kita meminta foto dari seorang anak yang “beruntung” ikut acara Camp Gadis (liburan majalah Gadis gitu deh) yang dihadiri oleh si model terkenal. Sebagai balasan, si anak yang beruntung meminta foto si model terkenal di acara fashion show yang didatangi Erika. Dan Si Muka Lebar akan minta foto si Model dari Si Anak beruntung dan Erika tanpa harus memberi apa-apa... (Hahaha *gak modal dari dulu*). Anak yang beruntung itu adalah Chipz. Itu pertama kalinya si Muka Lebar dan Chipz mengobrol, sebelum takdir mempertemukan mereka lebih jauh, membuat mereka sekelas saat SMA dan bersahabat hingga kini (halahh lebayyy...).

----------------------------------------

Oke, begitu melihat si pria baju merah, otomatis Chipz dan Si Muka Lebar saling lihat-lihatan, terkenang kembali ingatan masa lalu, mereka pun tertawa ngakak

“Tuh ada si cowo baju merah, gak mau foto kamu?” tanya Chipz
“Hahahaha... Gih sana kamu aja, dulu kan ngefans” Si Muka Lebar menolak
“Aneh ya, dulu ngejer-ngejer fotonya, sekarang orangnya di depan mata...
gak diapa-apain” kata Chipz
“That was years ago!” ucap Si Muka Lebar singkat.
Mereka pun berlalu sambil kembali membicarakan pertandingan tadi.


Begitu lah si pria baju merah yang ternyata adalah Mario Lawalata, tetap cakeb seperti dulu, masih terlihat muda, dan tidak berubah sama sekali. Tapi disaat itu Chipz dan si Muka Lebar lah yang sudah berubah, ternyata saat ini pria seperti Mario Lawalata tidak lagi dianggap menarik oleh Chipz dan Si Muka Lebar.


The idea of beauty and success are always changed time by time.
What we consider as beautiful today,
will not be the same with our concept of beauty in the future
Our judgement is depend on the value we learned and we accepted over years.

I used to think that my ex boyfriend is the coolest man on earth, he plays basket ball, he is tall and cute like Justin Timberlake (Yes, he was the member of N’SYNC, the Justin not my ex) and now, after several years we had this little conversation on YM, he was struggling with his final assignment, and had no idea what to do after graduated (so he is not really excited to get his final assignment done) and i had headache from works, the bills and Kaki Berbulu asked me to pick him up somewhere and i forget where is it. And realize that my ex, he is not that charming. I prefer some one more serious. And that was the reason i left him, i judged him as not good enough, not pay much attention to his study then he is not taking life seriously.

Then i fell with someone that really smart at high school. Smart means he will get better job for life and can take a good care of his family. Over years, i realized that I need some one that not only take a good care of me, i need some one that give me the freedom to do anything and someone that standing on his own foot. I need someone that more mature (financially, physically psychology matured). So we're seperated by the gap between the reality and the value i had. And here i am, loving someone until then, there will be a time, I finally judge him as not meeting my Mr. Right criteria then leave him.

By having this value grows up day by day and changes time to time,

will i always try to find someone that meets the criteria?

will i always think that this someone is not good enough?

or i simply just need to learn a new value of acceptance.

To accept all the imperfection and see it as a beauty.


Unfortunately the value i do not have until now.

well at least i write it, therefore i can read it and remember that i had to learn to see beyond the imperfection.