7 Maret 2010
Bangkok atau bahasa thailand-nya กรุงเทพฯ, กรุงเทพมหานคร, atau Krung Thep, Krung Thep Maha Nakhon adalah kota terpanas yang pernah si Muka Lebar datangi.
Mandi di pagi hari airnya hangat. Sebenarnya Grand Watergate Hotel tempat kami menginap cukup nyaman. Dengan tarif 1100THB, kamarnya luas, bersih walaupun kasurnya agak keras dan AC-nya agak lembab, kamar mandi bersih dan sarapan yang lumayan (gak lezat tapi gak gak enak juga) pelayanan baik dan jaraknya strategis, tapi namun sayangnya, udara Bangkok tidak cocok dengan si Muka Lebar dan Kaki Berbulu, uhhhh.
Hari ini rencana kita adalah Grand Palace dan Emerald Buddha (Wat Phra Kaew) di Ko Ratanakosin. Sebenarnya (dilihat dari peta dan GPS) jarak Hotel dan GP hanya 7 KM, dengan rute lurus-lurus saja. Mudah bukan? Agar lebih mengenal medan, si Muka Lebar memutuskan untuk jalan kaki dilanjut naik Bis No. 2 atau Bis No. 508 dari sisi KBRI (orang bangkok menyebut "Bus" dengan "Butt"). Karena kurang cekatan jadi ketinggalan bus terus (orang Bangkok kayanya suka bgt tancep gas, gak naik tuk-tuk, taxi, bus...) akhirnya sambil jalan, sambil berhentiin bus, sampai jauh dan dengan PD si Muka lebar bilang "Ayo, ini udah deket kok tinggal beberapa blok lagi!". Dengan muka penuh peluh, badan basah keringetan dan kaki lecet, setelah drama drama disepanjang trotoar, si Kaki Berbulu langsung "Oke that's it" dan memanggil taksi tepat satu blok sebelum Monument Victory (Orang sana nyebutnya Bonna Niwet -baca: Bona Niweeess dengan t yg gak kentara hampir kaya s-). Jadilah kami naik taxi ke Grand Palace (kata supir taxi yang baik bacanya: glan palade, oke deh pak).
Grand Palace-Emerald Buddha (Wat Phra Kaew)
Singkat kata, Cantik, Detail, dan masyaoloh panasnyo!
Kami lanjut ke Wat Pho, saking panasnya kami memutuskan untuk naik taxi (kali ini tanpa drama-drama, kami kompak keluar kompleks langsung masuk taxi). Ternyata oh ternyata, jarak Wat Pho dan jalan keluar Grand Palace hanya 5 menit ga sampe, argo masih 35 THB (argo awal), ya gpp lumayan ngadem bentar.
Wat Pho
Ya gitu deh isinya ada patung buddha yang gede banget, dan bangunan tempat tinggal selir Raja, dan tukang jual minum termahal sepanjang tinggal di bangkok.
Setelah kunjungan budaya dan sejarah, kami hendak makan di chote chitr, sayangnya setelah jalan panas jauh, hampir ditipu tuk-tuk (yeee, gak kena, kita udah kena tipu kemarin malem), ternyata tutup! kita langsung mengalihkan target ke thip samai yang gagal kemarin malam. Setelah muter-muter, nyasar, di jalan super panas, lumayan lama kita muter-muter 3 jam, yah no wonder karena sistemya:
Muka Lebar (lihat peta TAT) "kita ke jalan lurus aja terus belok kiri..."
Kaki Berbulu "tunggu dulu..."
(lihat peta gratisan yg skalanya ga jelas, tapi jelas2 iklan semua isinya)
"mana ga ada jalannya..."
Muka Lebar "ini lohhhh..." (nunjuk peta TAT)
karena lama berdebat kita akhirnya buka peta ketiga, peta LP
Muka Lebar "iniiiiiiiiiiii........!!!!"
jadi bayangin sebelum belok jalan maju;
kita harus berdebat menggunakan 3 peta yang berbeda.
Setelah 3 jam jalan panas-panas ternyata Thip Samai TUTUP! Pastinya si Kaki Berbulu ngambek abis-abisan karena kita muter-muter tanpa hasil (Walaupun di jalan kita sempet minum Thai Ice Tea, beli majalah Penthouse buat si Kaki Berbulu, ketemu Golden Mountain, dan ada benteng apa gitu dan taman apa gitu yang ga mau di foto Kaki Berbulu karena ngambek). Panas dan Pegelnya itu loh. I'm sorry baby!
Moral of the Story:
- Bangkok oke buat jalan kalo sore atau malam. Siang-siang mending naik taxi-bts-mrt.
- Bangkok is an extremely hot city, pakai sun block! Bawa topi lebar, payung sekalian!
- Do not trust tuk-tuk riders offer cheap ride, ato tukang tuk-tuk yang bilang GP, Wat Pho atau Wat Arun ditutup. Apalagi pake embel-embel ulang tahun raja.
- Kalo mau makan, pastikan restorannya buka :D
- Disekitar Wat Pho dan Grand Palace berhati-hatilah terhadap pria-pria baik yang menanyakan kemana kita pergi. Karena setelah keluar WP, kami dihampiri pria sangat baik yang menawarkan jasa tuk-tuk (setelah sebelumnya agak "kecewa" krn tau kami telah mengunjungi WP dan GP) untuk makan dan mengunjungi Wat Trimit dan Happy Buddha (yang ternyata ada di China Town). Dan setelah ditolak dia agak memaksa agar kami ikut dengannya.*
*Sebenarnya pengalaman sejenis terjadi pada teman kantor kami yang hendak ke GP, tapi teman kami dipaksa ikut untuk ke tempat tujuan lain dengan alasan GP ditutup karena HUT Raja. Teman kami mengabaikan ajakan tersebut. Ternyata GP buka.
No comments:
Post a Comment