Daisypath Anniversary tickers

Friday, 21 May 2010

Catper Bali I: the journey begin

26 November 2009

Mendarat di Bali tengah hari. Karena bertepatan liburan Idul Adha, suasana airport I Gusti Ngurah Rai* agak padat, atau memang airport-nya yang kecil? Setelah melalui security check kami mengantri untuk membeli kupon taxi, seharga 50 ribu untuk tujuan Kuta (harga bervariasi sesuai tujuan).
Kami turun di Poppies Lane I dan mencari penginapan karena belum mendapat penginapan untuk hari pertama. Agak nekat mengingat Liburan Idul Adha di bali agak ramai. Namun, keluar masuk satu hotel ke hotel lain memberikan pelajaran bahwa hotel yang tampak bagus di website ternyata bisa jadi sangat busuk aslinya. Akhirnya pilihan jatuh pada Fat Yogi Hotel, seharga 280 ribu semalam+breakfast.**


Setelah beristirahat kami memutuskan untuk berjalan kaki mencari mesjid karena besok Idul Adha. Perjalanan kami dimulai dengan menyusuri Jalan di depan pantai Kuta, foto-foto di pantai Kuta sampai matahari terbenam,




kemudian kembali berjalan masuk gang-gang kecil, sampai tidak tau bagaimana dan kemana akhirnya tiba di Supernova dan tidak jauh dari situ, ada mesjid! (si Muka Lebar buta arah, si Kaki Berbulu yang menemukan mesjidnya).


Hari sudah malam dan perut sudah keroncongan, di depan Supernova di ada warung makanan yang pembelinya berjubel. Secara naluri si Muka Lebar selalu mendekati kerumunan, ah ternyata itu warung Nasi Pedas.


Si Muka Lebar: “Halal?”
Mba-mba yang jual: “Yang punya Haji”


Oke, walaupun tidak menjawab pertanyaan, jawaban itu diartikan sebagai “Halal”. Akhirnya kami memesan 2 bungkus Nasi Pedas, dan spesial untuk si Muka Lebar minta dobel sambalnya, nasi dua bungkus seharga 34 ribu. Sesampainya di hotel, kaki pegal sekali ternyata baru sadar sudah jalan 3 jam, dibukalah bungkusan Nasi Pedas yang ternyata rasanya enak sekali dan PEDAS.


Pantas yang jual, melotot waktu minta sambel dobel, ternyata rata-rata lauknya rasanya sudah pedas. Menurut Muka Lebar masakan Nasi Pedas itu agak-agak seperti masakan padang (apa karena rempahnya) tapi lebih asin dan pedas. Benar-benar pedas!!


*(believe it or not, seumur hidup si Muka Lebar menyebut I gusti “Nugrah” Rai instead of I Gusti “Ngurah Rai”, sampai suatu malam seorang sahabat sembari membahas Elle edisi terbaru yang tebalnya 500 halaman, mengkoreksi kesalahan tersebut... hehehe)

** Kamar luas bersih dan modern, tempat tidur standar. Tidak ada TV dan AC yang tidak dingin. Pemandangan kamar cukup bagus mengarah ke halaman rumah tetangga yang untungnya bagus. Sarapan pagi dengan rasa yang seadanya. Yah, sebenarnya i expect more than this with 280rb, tapi ya sudah lah.

1 comment:

  1. next day-nya doonk. kan masih panjang perjalanan...

    ReplyDelete