Daisypath Anniversary tickers

Friday, 11 June 2010

Bangkok day IV: Adios Bangkok!

9 Mei 2010

Hari terakhir di Bangkok, dan rencana kita pagi ini adalah, gak ada rencana!

Berdasarkan rencana awal seharusnya hari ini kita mengunjungi Siam, Erawan Shrine, Erawan Mall, yang mana Thanks to Red Shirts! kita gak bisa deh kesana. Akhirnya pagi ini setelah sarapan, kami terispirasi untuk ke Pratunam Market aja lah. Dekat dari hotel, dan kita hanya punya waktu sampai jam 1, kemudian check out.


Akhirnya pukul 9.30, berangkatlah kami dengan jalan kaki ke Pratunam Market. Jarak dari hotel ke Pratunam Market sangat dekat, hanya 10 menit jalan kaki. Ini lah satu-satunya pasar yang kami datangi, tanpa ribut, tanpa buka peta, jalan aja pake feeling, kita juga gak yakin sebenarnya dimana tempatnya. Tapi di Bangkok, setiap pasar selalu ada petunjuk jalan resmi (yang pake tulisan keriting yang gak akan kita mengerti) bergambar timbangan (semacam timbangan gitu deh). Sehingga, begitu kita melihat petunjuk jalan bergambar timbangan itu kita belok kiri. Apapun namanya pasti ada pasar disitu.


Ternyata betul, itu adalah Pratunam Market, yang merupakan ruko nempel-nempel, dengan kios kecil2 (super kecil sampai tidak ada meja dan kasir) semua isinya baju dan ber-AC. Baju-baju anak muda jaman sekarang, belinya minimal harus 3 biji dan gak boleh dicoba. Karena saking lucunya, akhirnya Si Muka Lebar membeli 3 baju (yang sama) yang akhirnya dijadikan oleh-oleh. Dan hasil muter-muter sejam di Pasar Pratunam, banyakan beli oleh-olehnya dari pada buat diri sendiri (iya lah, beli 1 buat sendiri bonus 2 buat oleh-oleh... hehehe). Setelah sedikit lagi muter-muter, kami memutuskan untuk kembali ke hotel, untuk packing sebelum check out. Diperjalanan ke Hotel tak lupa membeli tas lagi, karena belanjaan yang lebih banyak dan cemilan! Yes, dipinggir jalan banyak penjual cemilan dan minuman. Yummy!

Cumi dengan saus asam Thailand (bukan manis ya) , my favorite!

Kembali ke hotel kami packing dan check out sekaligus menitip tas, tak lupa memesan taxi untuk pukul 5 sore (penerbangan kami pukul 20.15 atau 19.45 gitu lupa). Oke rencana kami kali ini adalah makan siang di Chote Chitr, tempat makanan Bangkok yang terkenal, dengan naik bus ke Bona Niwes, lanjut dengan naik taxi. Ternyata oh ternyata, kami salah naik Bus. Hehehe.

Jadilah kami turun di MBK dekat Stasiun BTS National Stadium. Segera memanggil Taxi, dan beruntunglah kami mendapat supir taxi yang mengerti bahasa inggris (Sedikit...). maka kami minta supir taxi itu mengantar kami ke Chote Chitr, yang menurut peta tinggal lurus sekitar 5 km, dan masuk gang belok-belok dikit sampai. Ternyata supir taxi mengatakan, "we cant, one way..." ternyata jalan di depan kami memang searah. Jadilah taxi harus belok kiri, dan menjelaskan, bahwa untuk sampai ke tujuan jalannya harus berputar-putar, and it's a long way to go, dan the traffic is really bad. Mengingat kami juga tidak punya banyak waktu. Maka kami mita diantar ke Hualampong Station (karena itu tempat yang paling dekat dengan kami saat itu).


Hualampong Station

Setelah turun, dengan panas menyengat (seriously, topi tidak mempan menangkal panasnya china town, harus combo topi+payung) kami duduk di emperan Hualampong Station (Ada tanda Smoking Room, namun bukan "room" juga, melainkan emperan gedung). Menganalisis Peta (kali ini tanpa perdebatan berarti) untuk mencari tempat wisata sekitar. Ternyata kami sudah dekat dengan China Town, akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki ke China Town, menuju Wat Trimit. Oke, China Town di Bangkok, sama seperti China Town di kota-kota lainnya. Namun ruko-ruko yang tutup dan jalanan yang sepi, setiap gang tampak sama saja. No, wonder we can get lost easily.


Get lost in China Town (susah juga kalo petunjuk jalannya keriting semua)

Ternyata ada bahasa latin dibaliknya. Hohoho


di China Town dan Happy Buddha

Dengan sedikit bingung arah, kami sampai ke Wat Trimit. Kami masuk untuk berfoto, tapi tidak ingin bayar kami hanya di halaman saja (Supeerrrrrr Pelitttttttt).

Setelah itu kami membeli duren di kios dekat Wat Trimit. Mengingat Duren tidak dapat dibawa naik MRT, maka kami memutuskan untuk mencari tempat untuk makan. Maka mulai lah kami mutar-mutar china town untuk mencari taman, kursi dipinggir jalan atau sarana lainnya yang bisa membatu kita menikmati Deren.

Akhirnya sampailah kami pada halte bus dengan pohon rindang dan kursi berhadap-hadapan. Ini pasti spot paling sejuk di China Town dibawah bayangan ruko dan pohon, angin sepoi-sepoi, dan sesekali hembusan angin bus lewat bersama debunya. Tempat ideal! Jackpot! Mungkin karena memang tempat yang nyaman, ada orang yang tertidur sembari menunggu bus.

Jadi lah kami duduk dan menikmati Duren di halte bus pinggir jalan. Yummy.



Setelah habis duren, kami pun berjalan kaki kembali menuju Hualampong Station, untuk naik MRT. Ternyata ditengah jalan si Kaki Berbulu keseleo, sehingga sulit untuk berjalan. Akhirnya kami memutuskan untuk mampir ke MBK (lagi) untuk pijat (lagi). Ya, jadilah kami naik MRT ke Sukhumvit, dan menyambung BTS, yang bodohnya, kita salah turun di Siam (seharusnya naik sekali lagi, turun di National Stadium). Walaupun jarak Stasiun BTS Siam ke MBK hanya berjarak 15 Menit jalan kaki, tetap saja, Si Kaki Berbulu sakit kaki dan letak BTS itu ditengah-tengah camp Red Shirts. Yak, jadilah ini kunjungan kedua kami di kamp ini. Ternyata di pinggir jalan yang ditutup Red Shirts masih banyak pedagang makanan, baju, dan ruko-ruko masih buka (kecuali mall besar). Untungnya kali ini tidak ada lagu kebangsaan Thailand. Hehe.

Setelah sampai ke MBK, pijet, bertemu dengan Lisa dan Aria dan kami kembali ke Hotel. Kali ini kami naik BTS dari National Stadium (ke arah Mo Chit) turun di Stasiun setelah Stasiun BTS Ratchathewi. Dari sini kami baru naik Taxi ke hotel. Sampai di depan gang hotel, kami punya 15 Menit untuk membeli cemilan dan Thai Ice Tea, sementara Lisa membeli Tas (karena belanjaannya nambah lagi).




Bakso dan sosis panggang serta thai ice tea murah (di Jakarta banyak tapi Maaahalll!) yang akan kurindukan :'(

Dengan panik kocar-kacir kami kembali ke hotel. Dan siap memasukan brang ke Taxi, yang ternyata, barang kami kebanyakan (maklum gw nambah 2 tas, lisa nambah 3 tas). Ternyata supir taxi sudah terbiasa dengan hal ini, maka dia sudah menyiapkan tali pengait untuk menahan bagasi mobil yang menganga (cerdas, walaupun khawatir jatuh).
Sebelum meninggalkan Bangkok...
Hari terakhir adalah hari yang paling berkesan buat gue karena ini adalah satu-satunya hari dimana gak ada ribut ribet tentang milih jalan yang mana, dan kita berhasil menipu orang yang berusaha menipu kita (hehehehe... rasa senang ini beralasan karena ini ketiga kalinya kami menghadapi pria-pria sok-sok baik ini).

Jadi ceritanya (yak kembali ke jalan setelah mengunjungi Wat Trimit) ditengah-tengah kami mencari tempat makan duren (yah tampang kami memang seperti turis yang kebingungan... cari tempat makan DUREN!) ada pria (sok baik lagi-lagi *Si Muka Lebar curigaan mulu nih...*) nanya kita

Mr. Sok Baik : Hallo where are you going?
Kaki Berbulu : We're just walking around...
Mr. Sok SKSD : Ah, do you wanna go to blablabla...
Kaki Berbulu : We have been here for 3 days, we have visited (blablabla..sebut deh semua tempat wisata)
Mr. Sok Inovatif : (gak habis akal) Ah, have u ride the boat to blablabla (*Buset kita ga tau apaan tu*)

Muka Lebar : Yeah, yeah, we did it yesterday.
Mr. Sok Curious : How much did you pay?
Muka Lebar : (mampus berapaan ya?) I didnt know. Our friend paid for us.
Mr. Gak kehabisan Akal: Oke, how many days will you stay here?
Kaki Berbulu : Actually this is our last day.
Mr. Kalah Telak : Oh.....


(tinta merah adalah bohong belaka)


Dengan sukses kami sampai ke bandara (walaupun super macet dijalan),


dan sukses check in (walaupun lisa akhirnya kena excess fee, krn over weight).

(semoga barang gue gak over weight)


we will come back someday.

Adios Bangkok!

1 comment:

  1. "nice t-shirt..." ucap seorang bule...

    ReplyDelete