Daisypath Anniversary tickers

Wednesday, 20 October 2010

Banzai Japanese Cuisine!


Setelah sekian saat bersama akhirnya Muka Lebar dan si Kaki Berbulu benar-benar bertekad untuk mencoba tempat makan baru. Jadi kita tidak lagi harus menjalan kan ritual-ritual makan di tempat yang sama (Makan di Grand Duck King setiap tanggal 8 misalnya...). Hasil dari kebijakan baru kami ini, kami mencoba beberapa tepat makan baru dan dengan jenis makanan yang sama. Bagusnya kita jadi tau perbandingan satu dan yang lain.

Makanan Jepang,

We are not a big fan yaa... Hanya saja kalau lagi pengen ya kita makan Japanese Food. Kita juga gak begitu really into sushi, tapi kita selalu memesan sushi di restoran Jepang (kalo ada menunya). Beberapa bulan terakhir ini kami sering makan makanan Jepang. Restoran yang paling sering kami datangi adalah Sushi Tei.

Sushi Tei sering kami datangi karena terdapat di mall favorit si Kaki Berbulu (Plaza Senayan) dan harganya murah. Makanan favorit si Muka Lebar adalah Salmon Sushi Mentai (Salmon Sushi dengan mayonnaise dan dipanggang) kemudian Spicy tuna atau salmon roll, unagi and cucumber roll. Kaki berbulu suka banget Salmon belly sushi, trus fried salmon skin, dan selalu makan Beef Teriyaki Don.

Akhir-akhir ini kegemaran kami makan di Sushi Tei tergeser oleh Katsudon. Diawali dengan traktiran teman si Kaki Berbulu disana, dan dengan generous si empunya acara ngebungkusin Muka Lebar dengan Salmon Fried Rice. And it was so gooood! Dan akhirnya kami mencoba Katsudon, dan menu favorit kami adalah Spicy Salmon/Tuna Rolls, Salmon Fried Rice (Salmonnya lebih besar di Grand Indonesia dibanding yang di Pasific Place -ngaruh yaaa ukuran salmonnya-) dan Beef Teriyaki Don. Yang menurut Kaki Berbulu “enakan Beef Teriyaki ini dibanding yang sebelumnya. Tapi gak seenak Y and Y sih…” (harganya beda kaleee sayanggggg… dagingnya aja beda nohh).

Soal harga Katsudon tidak jauh dari Sushi Tei, karene menurut Kaki Berbulu, mereka dari group yang sama, makanya biasanya di tempat dimana ada Katsudon, Sushi Tei tidak ada dan sebaliknya.

Selain itu kami sempat mecoba Waraku Pasta dan Waraku Dining. Semula kami menganggap kedua restaurant ini sama, tapi ternyata berbeda saudara. Waraku Pasta, mostly memang isinya pasta, pasta Jepang. Kaki Berbulu memesan carbonara yang sangat creamy, dan Muka Lebar memesan, seafood pasta dengan saus Jepang yang lupa namanya, rasanya manis agak creamy. Porsinya besar sekali. Harganya cukup mahal. Sedangkan si temannya Waraku Dining yang serupa tapi tak sama, manyajikan segala jenis makanan Jepang, Ramen, Sushi, dll. Mirip Katsudon tanpa sushi bar-nya. Harganya juga lebih murah dibanding yang jualan pasta. Beda jenis makanan yaa...

Terakhir kami mencoba Beni Hana, surprisingly ini adalah Japanese chain resto dari Amerika. Diawali oleh Devon sumthing (yang asumsi kami adalah kakek Devon Aoki), yang diteruskan oleh penerus-penerusnya. Beni Hana adalah konsep restaurant yang berbeda, masuk ke dalamnya seperti masuk ke dalam perkampungan ninja (bayangan si Muka Lebar udah cerita di klan otori), agak gelap, dengan kayu dan batu, dingin, dengan pohon sakura, tapi harummm bau makanan! Mungkin andalan Beni Hana adalah Teppanyaki, anyhow, budget kita gak memenuhi untuk makan teppanyaki for 2 (Harganya mulai dari IDR 180.000,00++). Sehingga, Muka Lebar menjanjikan Kaki Berbulu untuk makan Teppanyaki-nya next time…

Kami memilih duduk di tengah, dekat water dinning (jadi di meja makan panjang ada kolamnya, that’s what they call “water dining”). Suasananya nyaman dan romantic (remang-remang gimana gitu) dan ada life music. Suasana romantissss hanya dianggu bocah setan yang lari-lari di sekeliling water dining diikuti baby sitter, dan meludah di water dining (please… where is the mother?).

Di luar gangguan bocah setan, Kaki berbulu memesan Beef Teriyaki Hot Pot dan Si Muka Lebar memesan Salmon Sushi Bowl, Salmon Maki dan Spicy Salmon. Well, setelah menanti makanan, datang lah Spicy Salmon Rolls, yang walaupun harganya lebih mahal dari Spicy Salmon yang biasanya kami pesan, tapi porsinya alamak jang banyaknyo, 6 big rolls (oke ini resto amerika). Salmon Maki datang kemudian, ukurannya mungil, dan harganya sama dengan Spicy Salmon Roll tadi, well ternyata rasanya nak enak sekali saudara-saudara. Segar dan si Muka Lebar memang suka sekali Salmon, jadi enak. :p Worth the price this small little things called Salmon Maki. Yang sepesial dan beda dengan sushi di tempat lain mungkin nasi sushi rasanya lebih tajam, manis gurihnya sangat terasa dan agak tebal (jadi bukan hanya sekedar lapisan).

Kemudian, Hot Pot si Kaki Berbulu datang, besar dengan panas mengepul, rasanya pun enak. “Lebih enak dari dua di atas,  tapi dagingnya enakan Y and Y” kata si Kaki Berbulu (ya oloh sayang beda jenis sapinyaaa…). Salmon Sushi Bowl datang belakangan, salmon nasi sushi di sajikan di mangkok. Banyaaakk! Hehehe. Macam makan 10 Salmon Sushi jadi 1, akhirnya nasinya nyisa. Salmonnya tandassss…. Karena kekenyangan, Spicy Salmon gak bisa kita habiskan, akhirnya dibawa pulang.

Beni Hana mungkin harganya lebih mahal, tapi sebanding dengan pelayanan, suasana dan rasanya, dan porsinya juga besar dan EMINEM PERNAH MAKAN DISITUUUU (tapi di beni hana amrik sono kali yaaa... soalnya ada di fotonya wall of fame-nya Beni Hana).

Di lain sisi Sushi Tei dan Katsdon adalah tempat makan yang affordable sehingga membuka pintu bagi setiap orang untuk mencoba authentic Japanese cuisine (is it authentic? belom pernah ke Jepang sih, but so they say), kalo bosen ke Waraku Pasta deh (I always love pasta!). Muka Lebar dan Kaki Berbulu pernah juga ke Aji Tei but somehow the taste is forgettable. Is it good or is it average? It does not really matter.

Ah, we are looking forward for another Japanese restaurant to be tried...

No comments:

Post a Comment