Daisypath Anniversary tickers

Monday, 20 September 2010

Hallo-hallo Bandung

"Minal Aidin Wal Faidzin
Maafkan Lahir dan Batin
Selamat Para Pemimpin
Rakyatnya Makmur Terjamin"
*lagu lebaran di toserba


Seminggu berlalu sejak lebaran, namun menurut berita kemarin, sebuah Setasiun Kereta Api di sebuah daerah di Jawa, penuh sesak dipadati penumpang. Alasanya karena hari ini anak sekolah mulai masuk, sehingga ribuan orang itu berjejalan berebut masuk pintu kereta, dengan anak digendong, terhimpit bapak-bapak berkeringat yang anak dan istrinya menunggu di peron. Gue sendiri pulang ke kampung halaman dengan bahagia karena Tol Cikampek dan Tol Padalarang tidak begitu macet.

Yang beda dari lebaran tahun ini adalah:
  1. Sekeluarga nginep di hotel namanya Lingga, yang mengeklain dirinya sebagai hotel nuansa islami yang lorongnya spooky abis dan saat lebaran rame abis dengan anak berisik yang suka nyanyi-nyanyi;
  2. Lebaran sambil kerja, capek dan sedih sih karena gak bisa jalan-jalan. The good thing is, gue gak perlu ikut beres-beres pas takbiran, nyapu+ngepel+lap kaca piring gelas, hihihi.
  3. Hm, apa yah? udah itu aja.Oh iya gue makan ayam busuk, buat buka puasa dan makan malam.
Yang lucu adalah dari pulang kampung ke Bandung, setiap orang selalu mengira gue pulang kampung ke Surabaya. Hehehe. Maklum eike kan terkenalnya sebagai Arek Suroboyo...

Bandung sendiri adalah kota yang sebenarnya dulu favorit gue. Tapi akhir-akhir ini, Bandung selalu bikin stress. Yang paling hebat dari kota Bandung adalah pemerintah kotanya yang ignorant parah dan masyarakat Bandung yang 11-12 sama keadaan kota Bandung.

Bandung yang terkenal sebagai kota kembang, menurut gue jauh dari kesan cantik. Yes, it still has beautiful old houses and cold weather. Tapi yang gak banget adalah kurangnya penerangan di Bandung, jalan yang bolong-bolong dan masyarakat yang tidak tertib.

Macet adalah sesuatu yang tidak terelakkan, buat sebuah kota yang jalannya kecil-kecil yang setiap Sabtu-Minggu penuh dikunjungi warga kota-kota sekitar, jalanan bolong, dan tidak ada lampu penerangan di malam hari. Masyarakat Bandung dan pendatang pun sama kacaunya, buang sampah sembarangan, tidak mematikan air di wastafel toilet, nyebrang sembarangan, dll.

Pengalaman gue yang paling kacau saat lebaran kemarin adalah makan ayam tiren. Jadi malam takbiran, nyokap beli 12 potong ayam dari restoran yang lumayan terkenal yang cabangnya juga ada di Jakarta buat buka Puasa. Dan tebak, dari semua ayam yg nyokap gue beli ayamnya busuk. Yes, bau dan biru-merah-gelap... sumpah inget aja gue males. Dan itu terulang kembali saat malam gue makan mi yamin dan cekernya busuk. Mau mati rasanya hari itu. Gue gak tau siapa yang bertanggung jawab atas terkonsumsinya ayam semacam itu oleh warga (gue) si tukang yamin, manager resto, kokinya, istri tukang yamin yang beli ayam, pedagang pasar, atau pemerintah pengawas pasar?? Ato gue aja yg lagi apes. Uhuh unlucky me :(


Intinya gue suka Bandung tapi kalo mau ke Bandung siap-siap dengan segala ketidaknyamanannya.

Btw, maafin ya kalo ada salah-salah. 
Selamat Lebaran!

No comments:

Post a Comment