Pekerja ibu kota tuh hebat. Bangun subuh untuk kerja, pulang dengan usaha luar biasa, dari macet dijalan, desak2an di angkutan umum, effortnya luar biasa sekali. Gue gak habis pikir, apa yang membuat mereka tahan, well mungkin kalau elo sudah 10 tahun menjalani itu, baca tulisan gue cuma "ya elah biasa aja kali". Tapi maksud gue adalah alasan orang-orang ini mau melakukan itu semua...
Gue inget lagunya Iwan Fals, orang pinggiran, owaeo... Lupa teksnya hehe, intinya orang pinggiran ini betul-betul pekerja keras. Salut.
Tapi gue sendiri, setelah 6 tahun kerja, gak mau terus menerus seperti ini (ya elah naik kereta rutin baru 2 minggu), maksud gue adalah, alangkah baiknya ada cara yang lebih baik untuk pergi kerja. Bagaimana caranya? Entah lah, pasti ada.
Pemimpin Indonesia nanti tu harusnya berfikir untuk membela kaum pinggiran ini. Kaum pekerja yang sejak pagi buta berangkat kerja, banting tulang untuk menggerakan roda perekonomian, kemudian harus pulang dengan bersusah payah demi bertemu keluarganya.
Kaum ini adalah tulang punggung keluarga, bagaimana caranya? Buatlah sistem transportasi umum, murah, cepat, aman dengan akses yang mudah.
Dengan sisa-sisa kecerdasan gue berfikir (otak kecerdasan gue ud habis digerus2 bos sama mikir maksi dmn siang ini), kalau saja transportasi bisa mudah dan murah, ongkos hidup akan turun. Insya Allah, gaji bersisa buat rekreasi atau bangun istana di atas gunung... Hehe..
Siapa tau gak ada lagi tuntutan naikin UMR, buruh pada bilang "soriiih pak, gaji saya ud cukup segini aja, lebih-lebih malah..."
Bukan hanya uang yang bersisa, waktu pun bersisa banyak, pulang masih bisa masak opor ayam, bantu anak bikin PR, atau sekedar nonton DVD...
Kalau transportasi umum baik, mobil pribadi berkurang, macet berkurang... Hemat bbm, Insya Allah ongkir baju di online shop turun...
Demikian saya sampaikan, harapan saya sore ini, setelah mengejar kereta sampai jantung mau meledak rasanya. Dengan penuh harap semoga presiden yang terpilih nanti agar baik jalannya, hei! Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk...
Cheers,
Si Muka Lebar
